KOPI


PROSPEK

Diprediksi gelombang tren minum kopi Indonesia akan berlangsung ke depan. Data dari International Coffee Organization (ICO) mencatat, pertumbuhan rata-rata konsumsi kopi di Indonesia lebih besar daripada dunia pada umumnya. Semakin menjamurnya bisnis coffeeshop dan makin banyaknya biji kopi berkualitas dijual bebas, minum kopi bukan lagi sebuah monopoli kaum tua. Generasi milenial kini pun sudah sangat akrab dengan kopi. Berdasarkan data ecommerce, penjualan kopi di platform marketplace telah meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Namun demikian, produksi kopi Indonesia di tingkat dunia masih belum besar Berdasarkan data Fairtrade Foundation, fakta menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat empat setelah Kolombia dalam hal produksi kopi. Jumlah produksi komoditi ini kurang lebih 10 juta karung di Indonesia. Hal ini menjadikan potensi produksi kopi masih terbuka lebar untuk dikembangkan di Indonesia. Ekspor produk kopi olahan memberikan pemasukan kepada devisa yang cukup besar pada tahun 2018, dengan mencapai USD579,98 juta atau meningkat 19,1% dibanding tahun 2017. Perdagangan produk kopi olahan pada tahun 2018 mengalami surplus lebih dari USD420 Juta. Surplus perdagangan produk kopi olahan tahun 2018 meningkat 10,28% dari surplus tahun 2017. 

Prospek pengembangan kopi untuk pasar dalam negeri makin meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi kopi dalam negeri. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEIKI), 2019, menyatakan neraca dagang kopi nasional akan berubah menjadi net importir pada 2023—2025. Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi yang tidak diikuti oleh ekspansi produksi. Konsumsi bubuk kopi akan menjadi dua kali lipat atau menjadi sekitar 640.000 ton per tahun. Dengan kata lain, akan ada defisit bubuk kopi sebanyak 240.000 ton sekitar 3 tahun — 5 tahun mendatang.