PADI


Prospek

Padi memiliki arti strategi dalam ketahanan pangan karena merupakan bahan makanan utama. Komoditas padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Padi merupakan tulang punggung ekonomi di pedesaan yang menjadi salah satu pekerjaan utama yang ada di pedesaan. Hasil produksi padi tahun 2018 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2017 yang sebesar 234.605 ton (GKG) dengan produktivitas 66,47 kw/ha. Wilayah di Kabupaten Purbalingga, khususnya bagian daratan rendah, sangat cocok untuk pengembangan komoditas padi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya produksi padi di Purbalingga. Pada tahun 2018, produksi padi Purbalingga mencapai 281 364,53 ton dengan luas lahan yang menghasilkan produksi diperkirakan sebanyak 42 346,2 Ha. Pada tahun data 2018, Purbalingga menghasilkan padi sebesar 281.364 ton. Berbasis data BPS bahwa konversi GKG ke beras sebesar 64,02%, produksi beras di Kabupaten Purbalingga akan terhitung 180.130 ton dalam satu tahun. Nilai produksi ini melebihi tingkat konsumsi total masyarakat Purbalingga dalam 1 tahun. Beberapa kecamatan di Purbalingga tidak terlalu berbeda dalam kemampuan produksi padi. Pada tahun tersebut, produksi tertinggi tercatat di Kecamatan Bukateja

Produksi Padi Purbalingga (2018)

1 Kemangkon 29.266,91
2 Bukateja 31.270,05
3 Kejobong 4.428,91
4 Pengadegan 521,45
5 Kaligondang 13.481,71
6 Purbalingga 7.797,73
7 Kalimanah 20.307,93
8 Padamara 17.850,78
9 Kutasari 13.609,71
10 Bojongsari 18.669,31
11 Mrebet 21.967,04
12 Bobotsari 17.118,19
13 Karangreja 4.923,33
14 Karangjambu 7.838,34
15 Karanganyar 17.263,72
16 Kertanegara 12.624,50
17 Karangmoncol 19.174,03
18 Rembang 23.250,90